Pulau Lombok sangat terkenal dengan keindahan pantainya yang memukau. Selain itu, beberapa pantai di Lombok juga memiliki ombak yang baik dan aman sehingga cocok untuk melakukan olahraga surfing. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Lombok hanya untuk menikmati surfing di pantainya yang indah. Namun, tahukah Anda jika Pulau Lombok juga memiliki penangkaran penyu?
Ya, penyu adalah salahsatu hewan laut yang terancam punah. Maka dari itu, pemerintah daerah bersama dengan masyarakat setempat membangun penangkaran penyu sebagai sebuah bentuk pelestarian. Para wisatawan yang berlibur dapat melihat konservasi penyu di Lombok ini. Ya, tempat konservasi penangkaran penyu juga dibuka untuk umum sehingga siapa saja dapat datang untuk melihat konservasi penyu di Lombok. Bahkan jika sedang beruntung, Anda bisa ikut serta melepaskan bayi-batyi penyu ke laut. Tentunya hal tersebut menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Bagi Anda yang tertarik unutk melihat konservasi penyu di Lombok, maka bisa datang ke Pantai Mapak Indah yang berada di kota Mataram. Pantai ini memang banyak didatangi wisatawan karena menyuguhkan pemandangan sunset yang cantik. Sayangnya masih banyak wisatawan yang belum tahu tentang tempat konservasi penyu ini.
Upaya pelestarian penyu mulai dilakukan pada tahun 2009. Saat itu hanya ada kolam konservasi dengan luas 3 x 1,5 meter dengan atap terbuat dari jerami. Lalu seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat setempat mulai ikut dalam program pelestarian penyu, khususnya untuk spesies penyu belimbing dengan nama latin Dermochelis Coriacea yang populasinya cukup banyak ditemuklan di Gili Trawangan. Dalam satu tahu, pihak pengelola konservasi bisa mendapatkan sekitar 1.500 butir telur penyu yang kemudian dibawa ke tempat penetasan.
Merawat tukik atau bayi penyu adalah hal yang susah-susah gampang. Setiap harinya tukik harus diberi pakan 1 kg ikan segar. Biaya yang dikeluarkan tentu tidak sedikit. Setidaknya pihak pengelola harus mengeluarkan biaya hingga Rp 6 juta per bulannya untuk membeli makanan tukik. Oleh karena itulah, pihak pengelola berharap pemerintah bisa memberikan perhatiannya kepada tempat konservasi penyu yang ada di Lombok dan seluruh Indonesia. Mengingat resiko kematian penyu yang relatif tinggi, yakni 85 persen, tentu dibutuhkan perawatan khusus agar tukik-tukik di tempat konservasi bisa tumbuh hingga dewasa.
Hingga saat ini jumlah penyu di penangkaran semakin berkurang. Hal ini karena banyak nelayan yang mengambil telur penyu untuk dijual. Pihak pengelola lantas berinisiatif untuk membeli telur penyu dengan harga Rp1.500 hingga Rp2.000 per butir dan kemudian dibawa ke penangkaran. Cara ini sekaligus dijadikan sebagai media untuk memberi edukasi kepada masyarakat terkait dengan resiko kepunahan penyu dan menjadi hewan yang dilindungi sehingga tidak dapat diperjualbelikan secara bebas.
Bagi Anda yang penasaran ingin melihat konservasi penyu di Lombok, maka jangan lupa untuk mengunjungi penangkaran dan melihat tukik serta penyu-penyu dewasa yang ada disana. Konservasi penyu juga bisa menjadi wisata edukasi bagi Anda yang berlibur bersama dengan anak-anak. Dengan begitu, maka mereka akan lebih paham akan pentingnya menjaga kelestarian alam agar ekosistem kehidupan tetap terjaga. Anak-anak akan belajar mengenal penyu sekaligus cara merawatnya dan berharap bisa memupuk rasa kepedulian terhadap sesama makhluk hidup.
Jadi, apakah Anda tertarik untuk melihat konservasi penyu di Lombok secara langsung? Jangan lewatkan kesempatan ini, ya.
Comment (0)